Saatnya Karya Satra Anak Bangsa Mendapat Ruang untuk Mengisi Kemerdekaan. Si Burung Merak Telah Pergi. Jangan Pernah Berhenti Untuk Bersyair. Kejujuran Nurani Tak Bisa Lagi Dibelenggu. Blog ini adalah Wadah Bagi Penyair-Penyair Muda. Selamat Berkarya
Senin, 13 Desember 2010
CINTAKU TELAH HILANG
wasangka
KOTA TANPA HARAPAN
Kota tua yang terabaikan, dilembah yang tak berair
jauh dari semilir angin....
disini aku termangu....
melihat anak terlantar mengais harapan..
dari puing-puing kemegahan yang pernah ada..
di kota tua ini.....
pernah ada janji terucap...
sirna seiring harapan ditelan masa..
Chardinal Putra
Batusangkar,Rabu 8 Desember 2010
TENTANG CINTA
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...
Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995
TENTANG CINTA
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...
Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995
TENTANG CINTA
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...
Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995
TENTANG WAKTU
setengah dasa warsa,
hampir terlewatkan
dalam perjalanan waktu aku berlari
ada cita dan cinta,
ada rindu dan kebencian,
saat aku harus membenci,
saat aku terabaikan waktu,
saat aku harus merindukan,
rinduku bukan bukan rindunya lagi,
saat terdiam terpaku menyendiri,
saat waktu akan berakhir pada batas,
saat waktu harus menentukan,
saat tiada tanya dan tiada jawaban lagi,
saat itu kasihku tanpa harapan,
sirna ditelan waktu yang berlari.
Karya: chardinal putra
Gunung rajo, 28 september 1995
OH LAILA
Dari waktu yang terlewatkan
kucoba mengasah belati hatiku
untuk kebencian untuk mu
namun kerinduan makin menghujam
merobahnya jadi kasih yang digulirkan..
dari waktu yang kujalani
kurenda dengan hatiku sendri...
buat apa kuuantai kata demi kata..
kalau hanya akan kau buang di tong sampah hari harimu..
Karya: Chardinal putra
Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995
OH LAILA
ari waktu yang terlewatkan
kucoba mengasah belati hatiku
untuk kebencian untuk mu
namun kerinduan makin menghujam
merobahnya jadi kasih yang digulirkan..
dari waktu yang kujalani
kurenda dengan hatiku sendri...
baut apa kuuantai kata demi kata..
kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...
Karya: Chardinal putra
Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995
OH LAILA
ari waktu yang terlewatkan
kucoba mengasah belati hatiku
untuk kebencian untuk mu
namun kerinduan makin menghujam
merobahnya jadi kasih yang digulirkan..
dari waktu yang kujalani
kurenda dengan hatiku sendri...
baut apa kuuantai kata demi kata..
kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...
Karya: Chardinal putra
Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995
OH LAILA
ari waktu yang terlewatkan
kucoba mengasah belati hatiku
untuk kebencian untuk mu
namun kerinduan makin menghujam
merobahnya jadi kasih yang digulirkan..
dari waktu yang kujalani
kurenda dengan hatiku sendri...
baut apa kuuantai kata demi kata..
kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...
Karya: Chardinal putra
Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995