Senin, 13 Desember 2010

CINTAKU TELAH HILANG

mutiara manikam yang tercecer
kutemukan kembali
dalam debu debu lumpur kotoran zaman
badai prahara telah berlalu
kuajak duniaku untuk berlari dan terbang
melintas gurun dan cakrawala
mengukur kahtulistiwa sedepa demi sedepa
kusadari kini...
belenggu cinta yang tak terbalas
telah menghujam dan mengikis lenyap
setiap tetes harapan yang selalu kutunggu
hampa...
sirna...
kini telah berlalu
aku telah kembali
tanpa cinta, terajam dan terdera
aku telah kembali
tersenyum di dermga ini
mengenang segenap musim
yang telah terlewati
luluh lantak diriku
cinta tak terbalaskan
kan kubuang sisa darah luka
luka yang menganga tertaup kembali
aku ingin berlari
mengejar keabadian nurani
aku ingin terbang
mungukir bahana dan cakrawala
setiap jengkal awan putih
cerita tentang tentang cinta dan keabadian...
tapi aku masih disini
berdiri untuk bangkit lagi
untukmu kekasih ku
yang hilang tak bertempat
dan hanyut tak bersungai


Karya : Chardinal Putra

Pauh Kambar, Senin, agustus 1995




wasangka

kita selalu gigih untuk bersatu
meretas jalan mencapai puncak
kenapa selalu menuntut sebuah pengakuan
saat saat harus mempertahankan kebersamaan
kita sering merasa terabaikan
kita sering belum saling percaya
ditengah kumandang nyayian persaudaraan
kita sering menyangka tali hati terputus
pada hal petirpun tak kan mampu membelahnya
hati yang penuh sak wasangka
kapan akan sirna
dari dada yang selalu bergumuruh
untuk sebuah cita cita bersama


Karya: Chardinal Putra
IAIN Imam Bojol Padang, 18 Pebruari 1995

KOTA TANPA HARAPAN

Kota tua yang terabaikan, dilembah yang tak berair

jauh dari semilir angin....

disini aku termangu....

melihat anak terlantar mengais harapan..

dari puing-puing kemegahan yang pernah ada..

di kota tua ini.....

pernah ada janji terucap...

sirna seiring harapan ditelan masa..

Chardinal Putra

Batusangkar,Rabu 8 Desember 2010


TENTANG CINTA

Setetespun aku tiada damba akan kehadiranmu
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...

Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995

TENTANG CINTA

Setetespun aku tiada damba akan kehadiranmu
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...

Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995

TENTANG CINTA

Setetespun aku tiada damba akan kehadiranmu
yang membawa anggur nikmatnya cinta
untukku.....
tapi aku cinta kamu dalam ruang dan waktu
tanpa batas....
cintaku lahir dari telanjang dan kepolosan jiwa
cintaku lahir dari harapan yang terkubur lama
cintaku lahir dari dian yang tak pernah padam
cintaku lahir dari perihnya luka perjalanan yang panjang
tanpa batas.....
cintaku lahir dari kasih yang terpenjara...

Karya: Chardinal Putra
Gunung Rajo, 20 September 1995

TENTANG WAKTU

setengah dasa warsa,

hampir terlewatkan

dalam perjalanan waktu aku berlari

ada cita dan cinta,

ada rindu dan kebencian,

saat aku harus membenci,

saat aku terabaikan waktu,

saat aku harus merindukan,

rinduku bukan bukan rindunya lagi,

saat terdiam terpaku menyendiri,

saat waktu akan berakhir pada batas,

saat waktu harus menentukan,

saat tiada tanya dan tiada jawaban lagi,

saat itu kasihku tanpa harapan,

sirna ditelan waktu yang berlari.

Karya: chardinal putra

Gunung rajo, 28 september 1995

OH LAILA

Dari waktu yang terlewatkan

kucoba mengasah belati hatiku

untuk kebencian untuk mu

namun kerinduan makin menghujam

merobahnya jadi kasih yang digulirkan..

dari waktu yang kujalani

kurenda dengan hatiku sendri...

buat apa kuuantai kata demi kata..

kalau hanya akan kau buang di tong sampah hari harimu..


Karya: Chardinal putra

Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995

OH LAILA

ari waktu yang terlewatkan

kucoba mengasah belati hatiku

untuk kebencian untuk mu

namun kerinduan makin menghujam

merobahnya jadi kasih yang digulirkan..

dari waktu yang kujalani

kurenda dengan hatiku sendri...

baut apa kuuantai kata demi kata..

kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...

Karya: Chardinal putra

Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995

OH LAILA

ari waktu yang terlewatkan

kucoba mengasah belati hatiku

untuk kebencian untuk mu

namun kerinduan makin menghujam

merobahnya jadi kasih yang digulirkan..

dari waktu yang kujalani

kurenda dengan hatiku sendri...

baut apa kuuantai kata demi kata..

kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...

Karya: Chardinal putra

Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995

OH LAILA

ari waktu yang terlewatkan

kucoba mengasah belati hatiku

untuk kebencian untuk mu

namun kerinduan makin menghujam

merobahnya jadi kasih yang digulirkan..

dari waktu yang kujalani

kurenda dengan hatiku sendri...

baut apa kuuantai kata demi kata..

kalau hanya akan kau buang di tong sampah har harimu...

Karya: Chardinal putra

Gunung Rajo, Sabtu, 9 sepetmeber 1995