Senin, 24 Agustus 2009

Haruskah Kita Saling Perang Lagi ?

merah putih berkibar lagi,
Indonesia Raya berkumandang lagi,
diiringi tangisan anak bangsa yang di hinakan,
dihinakan, direndahkan oleh negeri tetangga,
yang selalu merasa hebat,
ingin rasanya kukumandangkan lagi,
slogan "ganyang" yang pernah dikobarkan,
oleh proklamatorku,
entah berapa tetes air mata kepiluan,
terurai atas kematian anak bangsaku,
di negeri jiran yang mengaku paling beradab,
dan paling hebat,
dalam sejarah bangsa ini,
kemerdekaan direbut dengan firman tuhan,
bukan kehebatan,
nurani berontak lagi,
haruskah darah bersimbah lagi,
demi harga diri bangsa yang terinjak,
sementara negeri jiran kita,
hanya sekedar mempertontonkan kesombongan,
saudara negeri jiran bangsaku,
untuk menumbangkan mu,
cukup aku persenjatai para TKI,
yang selalu kamu siksa dan kamu kibuli.
waaah...
haruskah kita berperang lagi,
karena emosi yang tak tertahankan.
peace......
peace saudaraku...
peace....
saudara tidaka ada apa apanya,
di mata keyakinan kami,
keyakinan yang meghantarkan kemerdekaan Indonesia dengan bambu runcing,
keyakinan yang menghantarkan merah putih selalu berkibar,
keyakinan yang menghantarkan Indobesia Raya selalu bergema,
disetiap aliran darah anak bangsaku,
Indonesia Tanah Airku,
Tanah Tumpah Darah Ku.



Padang, 25 Agustus 2009

chardinal Putra

Selasa, 18 Agustus 2009

Tangisku Untuk Merah Putih

sudah lama rasanya aku tak mendengar
yanyian sahdu Indonesia Raya
aku menangis.......
aku menangis saat merah putih dikibarkan,
mungkin aku terharu...
hingga saat ini Indonesiaku,
negeriku,
bangsaku,
masih berdiri kokoh...
meskipun penuh luka..
luka bangsa menganga...
saat ulang tahun yang membanggakan
lukannya menganga .....
aku menangis....
Indonesia Raya masih kunyayikan..
aku menangis.....
meliaht anakku yang ingusan,
berdiri tegap hormat bendera,
merah putih semangatnya,..
aku menangis...
Indonesia Raya semangat bangsaku,
tak semua orang menyanyikan lagi...

chardinal putra
batusangkar, 18 agustus 2009

JANGAN KAU MEMBUNUH LAGI

aku gelisah,
kudapatkan diriku,
bagian dari bangsa yang bringas
pada hal nyanyian pertiwi selalu menyejukan jiwa
kenapa membunuh jiwa
dianggap sebuah perjuangan mulia
sekajm itukah Tuhan,
menyuruhmu untuk membunuh saudaramu sendiri,
yang dilahirkan dari rahim yang sama,
rahim ibu pertiwi,
hari ini anak bangsa bukan dijajah belanda,
bukan dijajah oleh jepang,
bukan dijajah oleh amerika,
tapi....
dijajah oleh obsesi,
dijajah oleh cara berpikir,
dijajah oleh rasa sempurna,
dijajah oleh kebenaran menurut kita sendiri,
sudah bencikah tuhan,
sudah biadabkah Tuhan sehingga menyuruh mu untuk membunuh,
menyuruh kita untuk saling bunuh,
sudah hilangkah kemanusiaan,
sehingga menganggap kemanusiaan adalah virus,
yang harus diberantas dengan ledakan bubuk mesiu,
hentikanlah....saudaraku...
hentikanlah...
ahli surga pun takut padamu,
takut surganya akan kau hancurkan dengan bubuk mesiu mu..
pada hal tuhan mengajarkan,
bahwa musuh manusia adalah ketidak manusiaan,
dengarkanlah syairku ini,
syair kepiluaan...
kepiluan yang mendera korban ledakan-ledakan bom di negeri ini,
kepiluan anak yang lugu harus kehilangan bapak,
kepiluan isteri yang harus kehilangan suami,
kepiluan suami yang harus kehilangan isteri,
kepiluan ibu kehilangan anaknya,
yang kau jadikan pengantin-pengantin bidadari (baca: bom),
di surgamu yang tak pernah ada.....
sakiiit...hatiiiku....
melihat saudaraku tak bernyawa...
kau bunuh tak berdaya....
apa salah mereka...
apa salah mereka...
apa salah mereka......
apa salah kita....
apa salah negeri ini padamu...
apa salah ibu pertiwi padamu...
apa salah bangsa ini padamu....
kepiluanku ....
kepiluan anak bangsa...


chardinal putra
batusangkar, 18 agustus 2009

SENYUM MERDEKA SANG PRESIDEN

Hari ini 17 Agustus 2009,
enam puluh empat tahun sudah,
proklamasi Indonesia di kumandangkan,
enam puluh empat tahun sudah berlalu,
torehan sejarah penuh darah,
untuk ibu pertiwi,
nurani yang merdeka
ketulusan yang merdeka
kejujuran yang merdeka
kemiskinan yang merdeka
kebringasan yang merdeka
penindasan yang merdeka
hentikan........
aku ingin merdeka dengan sesungguhnya
bangsaku ingin merdeka dengan sesungguhnya
Indonesia ingin merdeka dengan sesungguhnya
jauuuh...jauuuuh...tambah jauuuuh...
Kemerdekaan didominasi pidato kenegaraan...
apakah merdeka untuk kemelaratan..
apakah kemerdekaan untuk penindasan...
jauuuh...jauuuuh...
senyumlah dengan pidatonya wahai sang presiden..
merdekaan hatimu untuk kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya
lanjutkanlah...lanjutkanlah..
lanjutkan tanpa penindasan
lanjutkan tanpa pemiskinan
lanjutkan tanpa lanjtukan tanpa basa basi
tersenyumlah sang presiden dengan kemerdekaan nuranimu
untuk kemerdekaan bangsa ini,
kemerdekaan yang sesungguhnya.

Batusangkar,
17 agustus 2009
Chardinal putra